Kejadiannya kemarin, tanggal 4 Maret 2008 setelah kuliah Komposisi, aku shock !!!
WHAT THE…. ?!?!?!?!?!??!?!?!?!?!?
Selesai kuliah Komposisi yang diampu oleh Pak Addaby temanku mengajakku makan siang(tepatnya sih sore,dah jam ½ 3 c…). aku menyetujuinya,tapi dengan syarat, menungguku ke wc dulu. Maka tanpa menunda dan ba-bi-bu aku ngacir ke WC terdekat. Dalam keadaan HIV(hasrat ingin phiphis) yang tak terhankan… mataku terbelalak persis di depan wc wanita yang akan kugunakan. Disana terpampang dengan amat jelas tulisan yang di print warna hitam bertuliskan “WC KHUSUS MAHASISWA INCULS”. Doeng ^^;… haih…haih…ternyata dalam urusan buang hajat pun UGM memberlakukan rasisme ya???
Hah…inilah gambaran negeri kita. Kita lebih menghargai makhluk dari negeri asing daripada makhluk dari negeri sendiri.padahal nggak semua yang berasal dari luar baik kan ??? itulah kenapa Indonesia sering dilecehkan oleh negara lain… bagaimana tidak ? kalau kerjaan kita selalu meninggikan martabat mereka(orang asing) dan merendahkan martabat sendiri. Kuakuai wc Inculs lebih bersih dan baik disbanding wc untuk mahasiswa biasa(baca: local). Membuatku berpikir (tepatnya bersuudzon) bahwa fakultas pasti melebihkan dana untuk perawatan sebuah wc yang dikhususkan untuk mahasiswa asing itu. Sedangkan wc mahasiswa local dibiarkan saja tetap kotor,pesing, bau… apa mereka(pihak fakultas) tak berpikir bahwa itu pun termasuk dalam mendiskriminasikan mahasiswa lokalnya sendiri ??? padahal toh ya kami juga bayar sesuai tarif. Haih…haih…fakultas…ternyata kau menganaktirikan anak kandungmu sendiri. Betapa ironisnya… sampai aku pun punya pikiran… padahal katanya barat menolak rasis dan diskriminasi tapi gila… apakah perlu mengadakan aksi hanya untuk sebuah wc??? Weleh…weleh…. Parah banget kali ye…
Dan inilah senyum miris dan rasa ironisku untuk kampus tercintaku… kampus yang tidak mencerminkan namanya. Apanya “Fakultas Ilmu Budaya” ??? Apakah budaya kita mengajarkan kita unutuk tunduk dan menyembah kebudayaan lain?? Okelah kita boleh kagum pada kebudayaan orang lain, tapi kita juga punya kebudayaan sendiri yang nggak kalah bijak kok! Dan kurasa Fakultas Ilmu Budaya bukanlah kampus yang mengajarkan untuk menjadi seorang rasis, seorang beo yang Cuma bisa ngekor,yah…. Meski sayangnya itulah yang terjadi pada kampusku…ya…kampusku oh kampusku… Kampusku Ilmu Bu(d)aya…
WHAT THE…. ?!?!?!?!?!??!?!?!?!?!?
Selesai kuliah Komposisi yang diampu oleh Pak Addaby temanku mengajakku makan siang(tepatnya sih sore,dah jam ½ 3 c…). aku menyetujuinya,tapi dengan syarat, menungguku ke wc dulu. Maka tanpa menunda dan ba-bi-bu aku ngacir ke WC terdekat. Dalam keadaan HIV(hasrat ingin phiphis) yang tak terhankan… mataku terbelalak persis di depan wc wanita yang akan kugunakan. Disana terpampang dengan amat jelas tulisan yang di print warna hitam bertuliskan “WC KHUSUS MAHASISWA INCULS”. Doeng ^^;… haih…haih…ternyata dalam urusan buang hajat pun UGM memberlakukan rasisme ya???
Hah…inilah gambaran negeri kita. Kita lebih menghargai makhluk dari negeri asing daripada makhluk dari negeri sendiri.padahal nggak semua yang berasal dari luar baik kan ??? itulah kenapa Indonesia sering dilecehkan oleh negara lain… bagaimana tidak ? kalau kerjaan kita selalu meninggikan martabat mereka(orang asing) dan merendahkan martabat sendiri. Kuakuai wc Inculs lebih bersih dan baik disbanding wc untuk mahasiswa biasa(baca: local). Membuatku berpikir (tepatnya bersuudzon) bahwa fakultas pasti melebihkan dana untuk perawatan sebuah wc yang dikhususkan untuk mahasiswa asing itu. Sedangkan wc mahasiswa local dibiarkan saja tetap kotor,pesing, bau… apa mereka(pihak fakultas) tak berpikir bahwa itu pun termasuk dalam mendiskriminasikan mahasiswa lokalnya sendiri ??? padahal toh ya kami juga bayar sesuai tarif. Haih…haih…fakultas…ternyata kau menganaktirikan anak kandungmu sendiri. Betapa ironisnya… sampai aku pun punya pikiran… padahal katanya barat menolak rasis dan diskriminasi tapi gila… apakah perlu mengadakan aksi hanya untuk sebuah wc??? Weleh…weleh…. Parah banget kali ye…
Dan inilah senyum miris dan rasa ironisku untuk kampus tercintaku… kampus yang tidak mencerminkan namanya. Apanya “Fakultas Ilmu Budaya” ??? Apakah budaya kita mengajarkan kita unutuk tunduk dan menyembah kebudayaan lain?? Okelah kita boleh kagum pada kebudayaan orang lain, tapi kita juga punya kebudayaan sendiri yang nggak kalah bijak kok! Dan kurasa Fakultas Ilmu Budaya bukanlah kampus yang mengajarkan untuk menjadi seorang rasis, seorang beo yang Cuma bisa ngekor,yah…. Meski sayangnya itulah yang terjadi pada kampusku…ya…kampusku oh kampusku… Kampusku Ilmu Bu(d)aya…